LOKAL
NEWS
MDMC PP Gelar Roadshow 5 Desa Pilot Project di Kabupaten Pacitan
Lensakota.com, PACITAN - MDMC PP mengunjungi 5 desa di Kabupaten Pacitan yang menjadi pilot project Program SAHABAT (26/02). Kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi atas kerjasama yang dibangun dalam rangka peningkatan kapasitas relawan desa bersama hadapi wabah dengan menggalang data dan informasi.
Mengawali kegiatan Road show, rombongan melakukan kunjungan ke Desa Donorojo. Ini bertempat di kediaman dalah satu Koordinator Relawan Desa Donorojo yang juga sekaligus sebagai founder sekaligus Direktur Lembaga Sosial OMAH BALAM.
Dalam keterangannya, Direktur Omah Balam, Jemi Darmawan menyampaikan bahwa upaya mereka dalam pemberdayaan sosial sudah berjalan selama 12 tahun.
"Berbagai model program yang dijalankan mulai MULUS, KUMIS, BERDAYA, TASKU dan lain-lainnya sebagainya", tambah Jemi.
Selain bergerak di lembaga sosial, Jemi nama yang akrab dipanggil 'Jemi" ini juga aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi lainnya seperti, Direktur BUMDES Desa Donorojo, Karang Taruna kabupaten pacitan, pengurus Pemuda Muhammadiyah Pacitan. Tahun ini Dia juga menjabat sebagai kepala sekolah SMK PGRI DONOROJO. Tak hanya itu, Jemi Darmawan di berbagai event lokal maupun nasional sudah banyak menorehkan prestasi sehingga masyarakat tidak asing dengan sosok pemuda pacitan ini.
Dalam banyak diskusi yang disampaikan bersama MDMC PP, membuka sebuah potensi kerjasama selepas program sahabat berakhir sebagai tindak lanjut yang berkesinambungan. Diskusi berakhir dengan saling mendoakan dan memberi dukungan agar pemberdayaan sosial kemasyarakatan lebih ditingkatkan dan berkembang sesuai peradaban zaman.
Agenda roadshow kemudian dilanjutkan ke Desa Pringkuku. Disini, rombongan melakukan silaturahmi dengan warga masyarakat dan pemerintah desa yang kebetulan menjadi basis muhammadiyah dalam pengembangan dakwahnya di kecamatan Pringkuku pada umumnya.
Hadi Sofi'in, salah seorang warga Desa Pringkuku yang menjabat sebagai Ketua Pemuda Muhammadiyah Pacitan periode 2018 sampai dengan 2022. Mas "Hadi" nama yang lazim masyarakat sekitar sebut juga tidak kalah aktifnya di berbagai kegiatan Muhammadiyah. Dia salah satu diantara banyak pemuda yang lainnya turut serta menjadi koordinator relawan desa pringkuku dalam 2 tahun terakhir di masa pandemi covid-19.
Selain dalam bidang kerelawanan, mas Hadi juga menjadi salah satu pengajar di SMP MBS (Muhammadiyah Boarding School) yang pada tahun ini mulai beroperasi. Menurut informasi dari Kepala Desa Pringkuku, SMP MBS ini dibangun atas prakarsa warga Muhammadiyah dan juga warga masyarakat setempat.
Berdirinya SMP MBS ini diharapkan dapat menjadi salah satu media pendidikan formal yang mampu menjawab tantangan jaman modern yang terus bergerak maju.
Dalam upaya penanganan dan penanggulangan bencana di Desa Pringkuku, Pak Kades menyampaikan beberapa hal dan cerita cerita di masyarakat dalam masa pandemi covid-19. Salah satu aksi yang mereka lakukan yaitu penyediaan kebutuhan makanan pokok bagi warga masyarakat yang diprakarsai oleh Aisyiyah Muhammadiyah Pringkuku.
Tim relawan yang juga di bawah kendali Satgas covid-19 Pemerintah Desa juga bergerak dalam pemulasaran hingga penguburan jenazah yang dinyatakan terinveksi covid-19 yang membuat sebagian masyarakat pada saat itu mengurangi aktifvitas sosial dan lebih memilih berdiam diri di rumah masing masing.
Dari Desa Pringkuku, rombongan bergerak menuju Desa Mentoro yang sekaligus bersandingan dengan Desa Purworejo dari 2 desa menjadi pilot project program sahabat.
Di rumah Wayan Diana, salah satu Koordinator Relawan Desa Mentoro, rombongan mendengarkan pengalaman dalam upaya penanganan serta penanggulangan bencana. Dari berbagai dinamika di masyarakat itulah menyimpulkan bahwa edukasi sosial perlu diaktifkan kembali agar masyarakat mau dan mampu belajar untuk mandiri dalam menghadapi potensi bencana.
Wayan yang juga sebagai Kaur Umum dan Tata Usaha Desa Mentoro juga bergerak aktif di dunia sosial dan organisasi lainnya seperti menyediakan mobil jemput pasien sakit kerumah sakit atau tempat pengobatan, sebagai aktivis Karang Taruna Kabupaten Pacitan, Pengurus Gerakan Pemuda Nusantara (GPN).
Dari sosial hingga organisasi kepemudaan itulah Wayan tumbuh kembang berbagi ilmu serta pengalaman diberbagai kesempatan.
"Semoga program sahabat dapat menjadi salah satu alternatif penyelesaian masalah dalam bidang data dan informasi kebencanaan sehingga mampu menjadi tolak ukur dalam pengambilan kebijakan didesa serta bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya", pungkas Wayan.
Agenda terakhir dari rangkaian roadshow, rombongan melanjutkan perjalanan ke Desa Gembuk. Tempat yang dituju ialah MTS Muhammadiyah Gembuk. Di sekolah ini, rombongan MDMC PP disambut para tokoh Muhammadiyah serta warga masyarakat yang antusias dan ramah.
"Di Desa Gembuk sendiri banyak tokoh Muhammadiyah yang turut serta membesarkan persyarikatan melalui dunia pendidikan", ungkap salah satu tokoh Muhammadiyah Gembuk.
Selain pendidikan, tidak lupa MDMC Pacitan juga turut serta aktif dalam penanggulangan dan penanganan bencana, memperbaiki talut sekolah MTS, serta penanaman pohon aren sebagai bentuk penangulangan bencana tanah longsor. Relawan Muhammadiyah Desa Gembuk juga aktif dalam upaya sosialisasi kebencanaan baik tingkat desa maupun kabupaten. Yang secara geografis, Desa ini terletak di wilayah banyak potensi bencana tanah longsor.
Di Desa Gembuk ini, rangkaian roadshow 5 Desa pilot project program SAHABAT berakhir. Rombongan MDMC PP melanjutkan perjalanan menuju kabupaten Trenggalek. (Red)
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment